BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 15 Juli 2010

Menghadapi anak yang mengalami down sindrom


Menjadi ibu dari seorang anak yang mengalami down sindrom merupakan tantangan tersendiri. Sangat diperlukan 4S yaitu SABAR, SABAR, SABAR, dan SABAR.
Menurut Glenn Doman, ahli terapi fisik dan pendiri The Institute for The Achievement of Human Potential, yang banyak menangani anak down sindrom, menyatakan bahwa down sindrom disebabkan oleh otak yang cedera. Maka yang perlu diterapi adalah otaknya. Jalur sensorik manusia berada di sebelah luar sumsum tulang belakang dan otak bagian belakang. Kemampuan sensorik ini meliputi penerimaan informasi melalui kelima indra yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pencecapan. 

Stimulasi pada kelima indra pada anak cedera otak dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :
  • Penglihatan : Anak diajar membaca. Ibu bisa buatkan kartu-kartu bacaan berukuran 15 x 60 cm. Tuliskan satu kata di satu kartu dengan spidol merah ukuran paling besar. Mulailah dengan kata-kata yang paling dekat dengan anak yaitu “mama”, “papa”, “adik”, “kakak”, “kakek”, “nenek”, dsb. Lalu lanjutkan dengan perlengkapannya yaitu “baju”, “celana”, “handuk”, “popok”, “bedak”, dsb. Oya, tanda kutipnya tidak perlu dibuat ya, Bu. Hanya kata-katanya saja! Ajar anak jika suasana hati Ibu dan anak lagi senang. Cukup 3 kali sehari.

  • Pendengaran : Perdengarkan banyak lagu dengan berbagai irama yang lambat, sedang, dan cepat. Juga lagu dari berbagai daerah dengan bahasa yang berbeda. Bahasa daerah, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Suara alam seperti suara berbagai binatang, angin, ombak, dsb.

  • Penciuman : Ini bisa dilakukan dengan memberikan anak mencium bau rempah-rempah, bumbu, minyak wangi, sabun, dsb. 

  • Perabaan : Berikan anak memegang dan merasakan berbagai macam kain dari yang kasar sampai yang halus. Demikikan juga lantai, meja, tembok, dsb. Ada satu permainan di mana mata anak ditutup, dan dia diminta untuk memegang suatu benda (misalnya bola kecil). Mintalah anak untuk menebak bentuk benda tersebut. Lakukan dengan benda berbentuk segiempat, bujursangkar, segitiga, kerucut, dsb.

  • Pencecapan : anak dapat diminta untuk mencicipi berbagai macam rasa. Asam, manis, kecut, pahit, panas, dan dingin. Permainan yang menarik untuk dilakukan adalah tutuplah mata anak. Berikan dia buah/ makanan yang sudah biasa dia makan. Setelah dia makan, mintalah dia untuk menebak nama makanan tersebut. Lain kali ganti dengan minuman.
Selain kemampuan sensorik, manusia juga perlu kemampuan motorik yang posisi sarafnya terletak di sebelah dalam sumsum tulang belakang dan otak bagian depan. Gabungan kedua kemampuan inilah yaitu sensorik dan motorik, yang membuat seseorang BERFUNGSI dengan baik. Dr. Temple Fay, seorang ahli bedah saraf pertama di Amerika Serikat, yang juga merupakan guru dari Glenn Doman, menyatakan bahwa otak manusia seperti sistem pengatur diri. Bekerja seperti sebuah simpai sibernetik. 

Fungsi sibernetik normal otak sepenuhnya bergantung pada keutuhan semua jalur tersebut. Kerusakan total dari semua jalur motorik atau semua jalur sensorik akan mengakibatkan kehilangan total kemampuan fungsi manusia. Kerusakan parsial dari salah satu jalur itu akan mengakibatkan kehilangan parsial kemampuan fungsi.
Kehilangan fungsi semacam itu akan terus berlangsung sampai jalur-jalur spesifik sebelumnya dipullihkan fungsinya atau sampai dibentuk jalur-jalur baru yang mampu melengkapi seluruh simpai itu. Pada manusia, simpai itu dimulai dari lingkungan, mengikuti jalur sensorik ke otak dan melalui jalur motorik dari otak kembali ke lingkungan.
“Oleh sebab itu, semua usaha perawatan anak cedera otak harus diarahkan pada penentuan letak terputusnya jalur dan menutup kembali sirkuit.”















 

0 komentar: