BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, 11 Desember 2010

Malu Adalah Sebaik-Baik keindahan Pada Diri Wanita Sholehah

Malu adalah akhlak yang menghiasi perilaku manusia dengan cahaya dan keanggunan yang ada padanya. Inilah akhlak terpuji yang ada pada diri seorang lelaki dan fitrah yang mengkarakter pada diri setiap wanita. Sehingga, sangat tidak masuk akal jika ada wanita yang tidak ada rasa malu sedikitpun dalam dirinya. Rasa manis seorang wanita salah satunya adalah buah dari adanya sifat malu dalam dirinya.
Apa sih sifat malu itu? Imam Nawani dalam Riyadhush Shalihin menulis bahwa para ulama pernah berkata, “Hakikat dari malu adalah akhlak yang muncul dalam diri untuk meninggalkan keburukan, mencegah diri dari kelalaian dan penyimpangan terhadap hak orang lain.”
Abu Qasim Al-Junaid mendefinisikan dengan kalimat, “Sifat malu adalah melihat nikmat dan karunia sekaligus melihat kekurangan diri, yang akhirnya muncul dari keduanya suasana jiwa yang disebut dengan malu kepada Sang Pemberi Rezeki.”
Ada tiga jenis sifat malu, yaitu:
1. Malu yang bersifat fitrah. Misalnya, malu yang dialami saat melihat gambar seronok, atau wajah yang memerah karena malu mendengar ucapan jorok.
2. Malu yang bersumber dari iman. Misalnya, seorang muslim menghindari berbuat maksiat karena malu atas muraqabatullah (pantauan Allah).
3. Malu yang muncul dari dalam jiwa. Misalnya, perasaan yang menganggap tidak malu seperti telanjang di hadapan orang banyak.
Karena itu, beruntunglah orang yang punya rasa malu. Kata Ali bin Abi Thalib, “Orang yang menjadikan sifat malu sebagai pakaiannya, niscaya orang-orang tidak akan melihat aib dan cela pada dirinya.”
Bahkan, Rasulullah saw. menjadikan sifat malu sebagai bagian dari cabang iman. Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Iman memiliki 70 atau 60 cabang. Paling utama adalah ucapan ‘Laa ilaaha illallah’, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan di jalan. Dan sifat malu adalah cabang dari keimanan.” (HR. Muslim dalam Kitab Iman, hadits nomor 51)
Dari hadits itu, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa tidak akan ada sifat malu dalam diri seseorang yang tidak beriman. Akhlak yang mulia ini tidak akan kokoh tegak dalam jiwa orang yang tidak punya landasan iman yang kuat kepada Allah swt. Sebab, rasa malu adalah pancaran iman.
Tentang kesejajaran sifat malu dan iman dipertegas lagi oleh Rasulullah saw., “Malu dan iman keduanya sejajar bersama. Ketika salah satu dari keduanya diangkat, maka yang lain pun terangkat.” (HR. Hakim dari Ibnu Umar. Menurut Hakim, hadits ini shahih dengan dua syarat-syarat Bukhari dan Muslim dalam Syu’ban Iman. As-Suyuthi dalam Al-Jami’ Ash-Shagir menilai hadits ini lemah.)
Karena itu, sifat malu tidak akan mendatangkan kemudharatan. Sifat ini membawa kebaikan bagi pemiliknya. “Al-hayaa-u laa ya’tii illa bi khairin, sifat malu tidak mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan,” begitu kata Rasulullah saw. (HR. Bukhari dalam Kitab Adab, hadits nomor 5652)
Dengan kata lain, seseorang yang kehilangan sifat malunya yang tersisa dalam dirinya hanyalah keburukan. Buruk dalam ucapan, buruk dalam perangai. Tidak bisa kita bayangkan jika dari mulut seorang muslimah meluncur kata-kata kotor lagi kasar. Bertingkah dengan penampilan seronok dan bermuka tebal. Tentu bagi dia surga jauh. Kata Nabi, “Malu adalah bagian dari iman, dan keimanan itu berada di surga. Ucapan jorok berasal dari akhlak yang buruk dan akhlak yang buruk tempatnya di neraka.” (HR. Tirmidzi dalam Ktab Birr wash Shilah, hadits nomor 1932)
Karena itu, menjadi penting bagi kita untuk menghiasi diri dengan sifat malu. Dari mana sebenarnya energi sifat malu bisa kita miliki? Sumber sifat malu adalah dari pengetahuan kita tentang keagungan Allah. Sifat malu akan muncul dalam diri kita jika kita menghayati betul bahwa Allah itu Maha Mengetahui, Allah itu Maha Melihat. Tidak ada yang bisa kita sembunyikan dari Penglihatan Allah. Segala lintasan pikiran, niat yang terbersit dalam hati kita, semua diketahui oleh Allah swt.
Jadi, sumber sifat malu adalah muraqabatullah. Sifat itu hadir setika kita merasa di bawah pantauan Allah swt. Dengan kata lain, ketika kita dalam kondisi ihsan, sifat malu ada dalam diri kita. Apa itu ihsan? “Engkau menyembah Allah seakan melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Ia melihatmu,” begitu jawaban Rasulullah saw. atas pertanyaan Jibril tentang ihsan.
Itulah sifat malu yang sesungguhnya. Sebagaimana yang sampai kepada kita melalui Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Malulah kepada Allah dengan malu yang sebenar-benarnya.” Kami berkata, “Ya Rasulullah, alhamdulillah, kami sesungguhnya malu.” Beliau berkata, “Bukan itu yang aku maksud. Tetapi malu kepada Allah dengan malu yang sesungguhnya; yaitu menjaga kepala dan apa yang dipikirkannya, menjaga perut dari apa yang dikehendakinya. Ingatlah kematian dan ujian, dan barangsiapa yang menginginkan kebahagiaan alam akhirat, maka ia akan tinggalkan perhiasan dunia. Dan barangsiapa yang melakukan hal itu, maka ia memiliki sifat malu yang sesungguhnya kepada Allah.” (HR. Tirmidzi dalam Kitab Shifatul Qiyamah, hadits nomor 2382)
Ingat! Malu. Bukan pemalu. Pemalu (khajal) adalah penyakit jiwa dan lemah kepribadian akibat rasa malu yang berlebihan. Sebab, sifat malu tidaklah menghalangi seorang muslimah untuk tampil menyuarakan kebenaran. Sifat malu juga tidak menghambat seorang muslimah untuk belajar dan mencari ilmu. Contohlah Ummu Sulaim Al-Anshariyah.
Dari Zainab binti Abi Salamah, dari Ummu Salamah Ummu Mukminin berkata, “Suatu ketika Ummu Sulaim, istri Abu Thalhah, menemui Rasulullah saw. seraya berkata, ‘Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu pada kebenaran. Apakah seorang wanita harus mandi bila bermimpi?’ Rasulullah menjawab, ‘Ya, bila ia melihat air (keluar dari kemaluannya karena mimpi).’” (HR. Bukhari dalam Kitab Ghusl, hadits nomor 273)
Saat ini banyak muslimah yang salah menempatkan rasa malu. Apalagi situasi pergaulan pria-wanita saat ini begitu ikhtilath (campur baur). Ketika ada lelaki yang menyentuh atau mengulurkan tangan mengajak salaman, seorang muslimah dengan ringan menyambutnya. Ketika kita tanya, mereka menjawab, “Saya malu menolaknya.” Bagaimana jika cara bersalamannya dengan bentuk cipika-cipiki (cium pipi kanan cium pipi kiri)? “Ya abis gimana lagi. Ntar dibilang gak gaul. Kan tengsin (malu)!”
Bahkan ketika dilecehkan oleh tangan-tangan jahil di kendaraan umum, tidak sedikit muslimah yang diam tak bersuara. Ketika kita tanya kenapa tidak berteriak atau menghardik lelaki jahil itu, jawabnya, sekali lagi, saya malu.
Jelas itu penempatan rasa malu yang salah. Tapi, anehnya tidak sedikit muslimah yang lupa akan rasa malu saat mengenakan rok mini. Betul kepala ditutupi oleh jilbab kecil, tapi busana ketat yang diapai menonjolkan lekak-lekut tubuh. Betul mereka berpakaian, tapi hakikatnya telanjang. Jika dulu underwear adalah busana sangat pribadi, kini menjadi bagian gaya yang setiap orang bisa lihat tanpa rona merah di pipi.
Begitulah jika urat malu sudah hilang. “Idza lam tastahyii fashna’ maa syi’ta, bila kamu tidak malu, lakukanlah apa saja yang kamu inginkan,” begitu kata Rasulullah saw. (HR. Bukhari dalam Kitab Ahaditsul Anbiya, hadits nomor 3225).
Ada tiga pemahaman atas sabda Rasulullah itu. Pertama, berupa ancaman. “Perbuatlah apa yang kamu kehendaki, sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Fushhdilat: 40).
Kedua, perkataan Nabi itu memberitakan tentang kondisi orang yang tidak punya malu. Mereka bisa melakukan apa saja karena tidak punya standar moral. Tidak punya aturan.
Ketiga, hadits ini berisi perintah Rasulullah saw. kepada kita untuk bersikap wara’. Jadi, kita menangkap makna yang tersirat bahwa Rasulullah berkata, apa kamu tidak malu melakukannya? Kalau malu, menghindarlah!
Salman Al-Farisi punya pemahaman lain lagi tentang hadits itu. “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla apabila hendak membinasakan seorang hamba, maka Ia mencabut darinya rasa malu. Bila rasa malu telah dicabut, maka engkau tidak akan menemuinya kecuali sebagai orang yang murka dan dimurkai. Bila engkau tidak menemuinya kecuali sebagai orang yang murka dan dimurkai, maka dicabutlah pula darinya sifat amanah. Bila sifat amanah itu dicabut darinya, maka engkau tidak akan menjumpainya selain sebagai pengkhianat dan dikhianati. Bila engkau tak menemuinya selain pengkhianat dan dikhianati, maka rahmat Allah akan dicabut darinya. Bila rahmat itu dicabut darinya, maka engakau tidak akan menemukannya selain sosok pengutuk dan dikutuk. Bila engkau tidak menemukannya selain sebagai pengkutuk dan dikutuk, maka dicabutlah darinya ikatan Islam,” begitu kata Salman. (HR. Ibnu Majah dalam Kitab Fitan, hadits nomor 4044, sanadnya lemah, tapi shahih)
Wanita yang beriman adalah wanita yang memiliki sifat malu. Sifat malu tampak pada cara dia berbusana. Ia menggunakan busana takwa, yaitu busana yang menutupi auratnya. Para ulama sepakat bahwa aurat seorang wanita di hadapan pria adalah seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan.
Ibnu Katsir berkata, “Pada zaman jahiliyah dahulu, sebagian kaum wanitanya berjalan di tengah kaum lelaki dengan belahan dada tanpa penutup. Dan mungkin saja mereka juga memperlihatkan leher, rambut, dan telinga mereka. Maka Allah memerintahkan wanita muslimah agar menutupi bagian-bagian tersebut.”
Menundukkan pandangan juga bagian dari rasa malu. Sebab, mata memiliki sejuta bahasa. Kerlingan, tatapan sendu, dan isyarat lainnya yang membuat berjuta rasa di dada seorang lelaki. Setiap wanita memiliki pandangan mata yang setajam anak panah dan setiap lelaki paham akan pesan yang dimaksud oleh pandangan itu. Karena itu, Allah swt. memerintahahkan kepada lelaki dan wanita untuk menundukkan sebagaian pandangan mereka.
Memang realitas kekinian tidak bisa kita pungkiri. Kaum wanita saat ini beraktivitas di sektor publik, baik sebagai profesional ataupun aktivis sosial-politik. Ada yang dengan alasan untuk melayani kepentingan sesama wanita yang fitri. Ada juga yang karena keterpaksaan. Tidak sedikit wanita harus bekerja karena ia adalah tulang punggung keluarganya. Sehingga, ikhtilath (bercampur baur dengan lelaki) tidak bisa terhindari.
Untuk yang satu ini, mari kita kutip pendapat Dr. Yusuf Qaradhawi, “Saya ingin mengatakan di sini bahwa kata ikhtilath dalam hal hubungan antara lelaki dan wanita adalah kata diadopsi ke dalam kamus Islam yang tidak dikenal oleh warisan budaya kita pada sejarah abad-abad sebelumnya, dan tidak diketahui selain pada masa ini. Mungkin saja ia berasal dari bahasa asing, hal itu memiliki isyarat yang tidak menenteramkan hati setiap muslim. Yang lebih cocok mungkin bisa menggunakan kata liqa’ atau muqabalah –keduanya berarti pertemuan—atau musyarakah (keterlibatan) seorang lelaki dan wanita, dan sebagainya. Yang jelas, Islam tidak mengeluarkan aturan atau hukum umum terkait dengan masalah ini. Namun hanya melihat tujuan adanya aktivitas tersebut atau maslahat yang mungkin terjadi dan bahaya yang dikhawatirkan, gambaran yang utuh dengannya, dan syarat-syarat yang harus diperhatikan di dalamnya.”
Ada adab yang harus ditegakkan kala terjadi muqabalah antara pria dan wanita. Adab-adab itu adalah:
  1. Ada pembatasan tempat pertemuan
  2. Menjaga pandangan dengan menundukkan sebagian pandangan
  3. Tidak berjabat tangan dalam situasi apa pun dengan yang bukan muhrimnya
  4. Hindari berdesak-desakan dan lakukan pembedaan tempat bagi lelaki dan wanita
  5. Tidak berkhalwat (berduaan dengan lawan jenis)
  6. Hindari tempat-tempat yang meragukan dan bisa menimbulkan fitnah
  7. Hindari pertemuan yang lama dan sering, sebab bisa melemahkan sifat malu dan menggoyahkan keteguhan jiwa
  8. Hindari hal-hal yang dapat menimbulkan dosa dan keinginan batin untuk melakukan yang haram, ataupun membayangkannya
Khusus bagi wanita, pakailah pakaian yang yang sesuai syariat, tidak memakai wewangian, batasi diri dalam berbicara dan menatap, serta jaga kewibawaan dan beraktivitas. Perhatikan gaya bicara. Jangan genit!
Dengan begitu jelaslah bahwa Islam tidak mengekang wanita. Wanita bisa terlibat dalam kehidupan sosial bermasyarakat, berpolitik, dan berbagai aktivitas lainnya. Islam hanya memberi frame dengan adab dan etika. Sifat malu adalah salah satu frame yang harus dijaga oleh setiap wanita muslimah yang meyakini bahwa Allah swt. melihat setiap polah dan desiran hati yang tersimpan dalam dadanya.

Wanita Muslimah Fitrah Keindahan

Seorang gadis itu...
Yang lembut fitrah tercipta, halus kulit, manis tuturnya, lentur hati ... telus wajahnya, setelus rasa membisik di jiwa, di matanya cahaya, dalamnya ada air, sehangat cinta, sejernih suka, sedalam duka, ceritera hidupnya ... 


Seorang gadis itu ... 
hatinya penuh manja, penuh cinta, sayang semuanya, cinta untuk diberi ... cinta untuk dirasa ...
namun manjanya bukan untuk semua, bukan lemah, atau kelemahan dunia ... ia bisa kuat, bisa jadi tabah, bisa ampuh menyokong, pahlawan-pahlawan dunia ... begitu unik tercipta, lembutnya bukan lemah, tabahnya tak perlu pada jasad yang gagah ... 

Seorang gadis itu ... 
teman yang setia, buat Adam dialah Hawa, tetap di sini ... dari indahnya jannah, hatta ke medan dunia, hingga kembali mengecap ni'matNya ... 


Seorang gadis itu ... 
bisa seteguh Khadijah, yang suci hatinya, tabah & tenang sikapnya, teman lah-Rasul, pengubat duka & laranya ... bijaksana ia, menyimpan ílmu, si teman bicara, dialah Áishah, penyeri taman Rasulullah, dialah Hafsah, penyimpan mashaf pertama kalamullah ...

Seorang gadis itu ... 
bisa setabah Maryam, meski dicaci meski dikeji, itu hanya cerca manusia, namun sucinya ALLah memuji ... seperti Fatimah kudusnya, meniti hidup seadanya, puteri Rasulullah ... kesayangan ayahanda, suaminya si panglima agama, di belakangnya dialah pelita, cahya penerang segenap rumahnya, ummi tersayang cucunda Baginda ... bisa dia segagah Nailah, dengan dua tangan tegar melindung khalifah, meski akhirnya bermandi darah, meski akhirnya khalifah rebah, syaheed menyahut panggilan Allah. 



Seorang gadis itu ... 
perlu ada yang membela, agar ia terdidik jiwa, agar ia terpelihara ... dengan kenal Rabbnya, dengan cinta Rasulnya ... dengan yakin Deennya, dengan teguh áqidahnya, dengan utuh cinta yang terutama, Allah jua RasulNya, dalam ketaatan penuh setia . pemelihara maruah dirinya, agama, keluarga & ummahnya ...
 


Seorang gadis itu ... 
melenturnya perlu kasih sayang, membentuknya perlu kebijaksanaan, kesabaran dan kemaafan, keyakinan & penghargaan, tanpa jemu & tanpa bosan, memimpin tangan, menunjuk jalan ...

Seorang gadis itu ... 
yang hidup di alaf ini, gadis akhir zaman, era hidup perlu berdikari ... dirinya terancam dek fitnah, sucinya perlu tabah, cintanya tak boleh berubah, tak bisa terpadam dek helah, dek keliru fikir jiwanya, kerna dihambur ucapkata nista, hanya kerana dunia memperdaya ... kerna seorang gadis itu, yang hidup di zaman ini ... perlu teguh kakinya, mantap iman mengunci jiwanya, dari lemah & kalah, dalam pertarungan yang lama ... dari rebah & salah, dalam perjalanan mengenali Tuhannya, dalam perjuangan menggapai cinta, ni'mat hakiki seorang hamba, dari Tuhan yang menciptakan, dari Tuhan yang mengurniakan, seorang gadis itu ... anugerah istimewa kepada dunia!

Sabtu, 20 November 2010

Ciri2 Laki2 Yang Soleh

1. Senantiasa taat kepada Allah swt dan Rasullulah saw.
2. Jihad Fisabilillah adalah tujuan hidupnya.
3. Mati syahid adalah cita cita hidup yang tertinggi.
4. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah swt.
5. Ikhlas dalam beramal.
6. Kampung akhirat maejadi tujuan utama hidupnya.
7. Sangat takut kepada ujian Allah swt. dan ancamannya.
8. Selalu memohon ampun atas segala dosa-dosanya.
9. Zuhud dengan dunia tetapi tidak meninggalkannya.
10. Sholat malam menjadi kebiasaannya.
11. Tawakal penuh kepada Allah taala dan tidak mengeluh kecuali kepada Allah swt
12. Selalu berinfaq dalam keadaan lapang maupun sempit.
13. Menerapkan nilai kasih sayang sesama mukmin dan ukhwah diantara mereka.
14. Sangat kuat amar maaruf dan nahi munkarnya.
15. Sangat kuat memegang amanah, janji dan kerahasiaan.
16. Pemaaf dan lapang dada dalam menghadapi kebodohan manusia,
senantiasa saling koreksi sesama ikhwan dan tawadhu penuh kepada
Allah swt.
17. kasih sayang dan penuh pengertian kepada keluarga.

Doa Istri Solehah


Do’a seorang istri yang solehah yang menjadi dambaan setiap pria muslim yang telah menikah & mengarungi bahtera pernikahan.
Ya Allah..Kau ampunilah dosa ku yang telah kuperbuat.
Kau limpahkanlah aku dengan kesabaran yang tiada terbatas.
Kau berikanlah aku kekuatan mental.
Kau karuniakanlah aku dengan sifat keridhaan.
Kau peliharalah lidahku dari kata-kata nista.
Kau kuatkanlah semangatku menempuhi segala cobaan Mu.
Kau berikanlah aku sifat kasih sesama insan.
Ya Allah…
Sekiranya suamiku ini adalah pilihan Mu di Arsh.
Berilah aku kekuatan dan keyakinan untuk terus bersamanya.
Sekiranya suamiku ini adalah suami yang akan membimbing tanganku dititianMu.
Kurniakanlah aku sifat kasih dan ridha atas segala perbuatannya.
Sekiranya suami ku ini adalah bidadara untuk ku di Jannah Mu.
Limpahkanlah aku dengan sifat tunduk dan tawaduk akan segala perintahnya.
Sekiranya suami ku ini adalah yang terbaik untukku di Dunia Mu.
Peliharalah tingkah laku serta kata-kataku dari menyakiti perasaannya.
Sekiranya suami ku ini jodoh yang dirahmati oleh Mu.
Berilah aku kesabaran untuk menghadapi segala keanekaragamnya.
Tetapi ya Allah…
Sekiranya suami ku ini ditakdirkan bukan untuk diriku seorang.
Kau tunjukkanlah aku jalan yang terbaik untuk aku arungi segala takdirMu.
Sekiranya suami ku tergoda dengan keindahan dunia Mu.
Limpahkanlah aku kesabaran untuk terus membimbingnya.
Sekiranya suamiku tunduk terhadap nafsu yang melalaikan.
Kurniakanlah aku kekuatan Mu untuk aku memperbetulkan keadaanya.
Sekiranya suamiku menyintai kesesatan.
Kau pandulah aku untuk menarik dirinya keluar dari terus terlena.
Ya Allah…
Kau yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untukku.
Kau juga yang Maha Mengampuni segala kesilapan dan keterlanjuranku.
Sekiranya aku tersilap berbuat keputusan.
Bimbinglah aku ke jalan yang Engkau ridhai.
Sekiranya aku lalai dalam tanggungjawabku sebagai isteri
Kau hukumlah aku di dunia tetapi bukan di akhirat Mu
Sekiranya aku ingkar dan durhaka
Berikanlah aku petunjuk kearah rahmatMu
Ya Allah…
Sesungguhnya aku lemah tanpa petunjukMu.
Aku buta tanpa bimbingan Mu.
Aku cacat tanpa hidayah MuAku hina tanpa Rahmat Mu.
Ya Allah,
Kuatkan hati dan semangatku.
Tabahkan aku menghadapi segala takdir dan cobaanMu.
Jadikanlah aku isteri yang disenangi suami.
Bukakanlah hatiku untuk menghayati agama Mu.
Bimbinglah aku menjadi isteri Solehah.
Hanya pada Mu,
Ya Allah
Ku mohon segala harapan.
Karena aku pasrah dengan takdirMu.
Karena aku sadar hinanya aku.
Karena aku insan lemah yang kerap keliru.
Karena aku lalai dengan keindahan duniaMu
Karena kurang kesabaran ku menghadapi ujian Mu
Karena pendek akal ku mengarungi ujian Mu
Ya Allah Tuhanku…….
Aku hanya ingin menjadi isteri yang dirahmati.
Isteri yang dikasihi.
Isteri yang solehah.
Isteri yang senantiasa dihati
Amin, Ya Rabbi Allamin…….

Senin, 19 Juli 2010

Gunung Berapi Bawah Laut Kawio Sulawesi

Ekspedisi bersama ilmuwan Indonesia dan Amerika Serikat di Sulawesi Utara menemukan hasil mengejutkan pada minggu pertama. Para ilmuwan itu menemukan gunung berapi bawah laut raksasa di sekitar perairan Sulawesi Utara. Gunung ini adalah temuan penting untuk memahami kekayaan lautan Indonesia. Sebelumnya juga pernah ditemukan Sungai Bawah Laut Meksiko dan berita tentang Gunung Berapi Islandia.

Gunung Berapi Bawah Laut di Laut Sulawesi

Tinggi gunung di dasar laut itu mencapai 10.000 kaki atau kurang lebih 3.000 meter. Posisinya terletak di kedalaman 18.000 kaki di perairan Kepulauan Kawio, Sulawesi Utara. Penemuan gunung ini merupakan bagian dari ekspedisi dari Kapal Okeanos milik National Oceanic and Atmospheric Administration. Ekspedisi ini telah memetakan 2.400 mil persegi dasar laut di Indonesia atau seluas Delaware. Ekspedisi ini akan selesai pada 24 Agustus mendatang.  Gunung berapi dalam laut ini terdeteksi dalam ekspedisi bersama ilmuwan Indonesia dan ilmuwan Amerika Serikat dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) yang berada di bawah naungan Departemen Perdagangan AS.

Kapal Okeanos dari NOAA saat menjelajah laut di daerah Kawio Barat, Kepulauan Kawio, Sulawesi Utara, mendapatkan pemetaan gambar gunung berapi itu. Kawio Barat dipilih sebagai area ekspedisi karena unsur-unsur bawah laut yang berlimpah. Lewat satelit, para ilmuwan di Okeanos dapat berhubungan dengan kantor eksplorasi di Jakarta dan Seattle, AS. Para ilmuwan Indonesia dan AS yakin mereka akan menemukan banyak fenomena baru untuk memahami ekosistem laut dan dampak perubahan iklim. Sugiarta Wirasantosa dari Badan Riset Kelautan dan Perikanan mengatakan, Indonesia yang memiliki 17.000 lebih pulau, butuh lebih banyak melakukan eksplorasi.

Sejauh ini, Okeanos Explorer telah memetakan 2.400 mil persegi dasar laut di Indonesia. Pada pertengahan Juli, kapal riset dan perikanan milik Indonesia, Baruna Jaya IV akan memetakan lebih banyak dasar laut dan menempatkan peralatan di kepulauan Kawio sebelum kedua kapal bertemu di Pelabuhan Bitung. Mereka akan dikerahkan kembali pada 21 Juli untuk terus mengeksplorasi di kepulauan Sangihe dan Talaud. Ekspedisi tersebut akan rampung pada 14 Agustus.

Sabtu, 17 Juli 2010

Mutiara Cinta

"...pabila cinta memanggilmu... ikutilah dia walau jalannya berliku-liku... Dan, pabila sayapnya merangkummu... pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu..." (Kahlil Gibran)

"...kuhancurkan tulang-tulangku, tetapi aku tidak membuangnya sampai aku mendengar suara cinta memanggilku dan melihat  jiwaku siap untuk berpetualang" (Kahlil Gibran)

"Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan karena alasan duniawi dan dipisahkan di ujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta... terus hidup... sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan..." (Kahlil Gibran)

"Jangan menangis, Kekasihku... Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah... kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan" (Kahlil Gibran)

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu... Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada..." (Kahlil Gibran)
"Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini... pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang" (Kahlil Gibran)

"Apa yang telah kucintai laksana seorang anak kini tak henti-hentinya aku mencintai... Dan, apa yang kucintai kini... akan kucintai sampai akhir hidupku, karena cinta ialah semua yang dapat kucapai... dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya" (Kahlil Gibran)

"Kemarin aku sendirian di dunia ini, kekasih; dan kesendirianku... sebengis kematian... Kemarin diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara..., di dalam pikiran malam. Hari ini... aku menjelma menjadi sebuah nyanyian menyenangkan di atas lidah hari. Dan, ini berlangsung dalam semenit dari sang waktu yang melahirkan sekilasan pandang, sepatah kata, sebuah desakan dan... sekecup ciuman" (Kahlil Gibran)

Puisi Cinta Kahlil Gibran Yg Paling Terkenal


Salah satu puisi cinta yang ditulis Kahlil Gibran dan paling terkenal adalah berjudul Cinta yang Agung, dan berikut ini adalah petikan terjemahan puisi tersebut:

CINTA yang AGUNG

 
Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan MASIH peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH
menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu’

Apabila cinta tidak berhasil…BEBASKAN dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas LAGI ..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
tapi..ketika cinta itu mati..kamu TIDAK perlu mati
bersamanya…

Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu
menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh